Sesungguhnya Allah telah menjadikan bagi segala sesuatu kunci untuk membukanya. Diantara beberapa kunci kebaikan adalah . . .
– kunci pembuka shalat adalah bersuci,
– kunci pembuka haji adalah ihram,
– kunci kebajikan adalah kejujuran,
– kunci surga adalah tauhid,
– kunci ilmu adalah bagusnya bertanya dan mendengarkan,
– kunci kemenangan adalah kesabaran,
– kunci ditambahnya nikmat adalah syukur,
– kunci kewalian adalah mahabbah dan dzikir,
– kunci keberuntungan adalah takwa,
– kunci taufik adalah harap dan cemas kepada Allah ‘Azza wa Jalla,
– kunci dikabulkan adalah doa,
– kunci keinginan terhadap akhirat adalah zuhud di dunia,
– kunci keimanan adalah tafakkur pada hal yang diperintahkan Allah, keselamatan bagi-Nya, serta keikhlasan terhadap-Nya di dalam kecintaan, kebencian, melakukan, dan meninggalkan,
– kunci hidupnya hati manusia adalah tadabbur al-Qur’an, beribadah di waktu sahur, dan meninggalkan dosa-dosa,
– kunci didapatkannya rahmat adalah ihsan di dalam peribadatan terhadap Khaliq dan berupaya memberi manfaat kepada para hamba-Nya,
– kunci rezeki adalah usaha bersama istighfar dan takwa,
– kunci kemuliaan adalah ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya,
– kunci persiapan untuk akhirat adalah pendeknya angan-angan,
– kunci semua kebaikan adalah keinginan terhadap Allah dan kampung akhirat,
– kunci semua kejelekan adalah cinta dunia dan panjangnya angan-angan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga telah menjadikan kunci bagi setiap kejelekan. Diantaranya adalah . .
– kesyirikan, kesombongan, berpaling dari apa yang disampaikan Allah kepada Rasul-Nya adalah kunci dari terhalangnya dari taufik Allah Subhanahu Wa Ta’ala,
– lalai dari dzikir terhadap-Nya dan melaksanakan hak-Nya sebagai kunci ke neraka,
– khamr (minuman keras) sebagai kunci segala dosa,
– musik dan nyanyian sebagai kunci perzinaan,
– pandangan pada gambar-gambar (lukisan makhluk hidup) sebagai kunci kegelisahan dan kegandrungan,
– kemalasan dan kesantaian sebagai kunci kerugian dan luputnya segala sesuatu,
– kemaksiatan-kemaksiatan sebagai kunci kekufuran,
– dusta sebagai kunci kenifakan (kemunafikan),
– kekikiran dan ketamakan sebagai kunci kebakhilan,
– berpaling dari apa yang dibawa Rasul sebagai kunci segala kebid’ahan dan kesesatan.
(Kutipan dari sepotong nasihat dari Al-Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah)
Tinggalkan komentar